Fashion atau
busana adalah kata kunci yang sangat akrab bagi mereka yang berkecimpung di
dunia mode. Tidak sedikit dari mereka yang menggunakan istilah ini untuk
menggambarkan bagaimana tren berbusana di tahun-tahun mendatang, warna yang
menjadi dominan, corak, dan sebagainya. Industrinya sendiri tumbuh dengan pesat
di tanah air dengan lahirnya berbagai merek baru setiap saat, baik dari
perusahaan besar maupun skala rumahan atau UKM (Usaha Kecil Menengah).
Biasanya fashion identik dengan produk-produk pakaian seperti kaos, kemeja,
celana, busana muslim, aksesoris, atau bahkan yang tidak ada hubungannya dengan
itu, seperti gadget. Kita melihat bahwa desain laptop, handphone, komputer
tablet, sekarang juga mengikuti tren yang berlaku di tahun tersebut. Tidak heran
bahkan warna-warna gadget pun mengikut tema yang juga berlaku di industri
busana.
Perkembangan fashion di tanah air sangat menggembirakan. Terbukti dari berbagai
macam pagelaran busana yang digelar di berbagai kota di Indonesia yang
menghadirkan karya-karya desainer papan atas dan diselenggarakan di berbagai
tempat, seperti hotel, mal, pusat perbelanjaan, bahkan pernah pula diadakan di dalam
kereta api. Kreatif dan unik, sebuah
pagelaran busana yang identik dengan pusat keramaian malah digelar di moda
transportasi.
Fashion show
biasanya menjadi ruang unjuk gigi bagi para desainer, baik yang sudah dikenal
luas oleh publik maupun mereka yang sedang merintis karir di industri ini.
Kepiawaian dalam merancang busana yang bisa menjadi tren di tengah-tengah
masyarakat memang membutuhkan jam terbang yang tinggi. Pun demikian, usaha yang
bergerak memproduksi busana hingga saat ini terus bertumbuhan. Meski ada yang
gagal, namun lebih banyak yang sukses. Sebab memang dalam bisnis ini konsumen
terus bertambah, pasar semakin meluas tidak saja di dalam negeri, namun juga di
luar negeri.
Untuk menjadi bagian dari industri fashion di tanah air, syarat yang diperlukan
adalah kreatifitas, bagaimana menciptakan tren baru yang akan diikuti oleh
orang lain. Ini biasa disebut dengan istilah tren setter. Maka, menjadi
pelopor jauh lebih baik daripada pengekor.